Rabu, 11 Mei 2011

Jangan Menyesal Membaca Al-Quran

Jangan Menyesal Membaca Al-Quran 

Ada dua hal yang membuat para Qurra meneteskan air mata :
1.      Kekhusyukan dan ketundukan yang diciptakan oleh Al-Quran  bagi mereka karena pemahaman mereka  teradap isinya

2.      Sebagaimana sabda Nabi yang artinya : Kebanyakan orang munafik umatku adalah Qurra’-nya.
Maka jelaslah setiap orang yang membaca Al-Quran khawatir jika termasuk ke dalam golongan orang-orang yang munafik dan selalu menjaga diri agar tidak terperosok ke dalam golongan orang-orang yang binasa.

Kedua sahabat agung, Ibnu Umar melelehkan air matanya ketika sahabat Ibnu Amru menyampaikan hadist rasulullah yang berbunyi :
من سمع الناس بعمله سمع الله به مسامع خلقه وصغره وحقره
Artinya : “barang siapa memperdengarkan amalnya kepada orang-orang niscaya Allah akan memperdengarkan aibnya kepada makhluk-Nya yang bias mendengar. Dia juga akan menghinakan dan meremehkannya

Allah SWT juga berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 83 yang berbunyi :
وإذا سمعو ما أنزل إلى الرسول ترى أعينهم تفيض من الدمع مما عرفوا من الحق ( المائدة : 83 )
Artinya : dan apabila mereka mendengarkan apa ( Al-Quran ) yang diturunkan kepada rasul ( Muhammad ) kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata yang disebabkan kebenaran yang telah mereka ketahui ( Al-Maidah 83 )

Namun hal ini janganlah membuat kita meninggalkan membaca Al-Quran, lantaran kita takut termasuk dalam golongan orang-orang yang munafik. Para sahabat yang diceritakan di atas mencucurkan air mata mereka karena takut, kalau-kalau dalam peribadatan mereka bersifat riya’.

Sejatinya para sahabat menangis bukan hanya lantaran takut termasuk ke dalam golongan orang yang munafik saja, namun alasan mereka mencucurkan air mata, terlebih karena mereka sangat menhayati isi dari Al-Quran tersebut. Begitu pun tujuan dari tulisan ini bukanlah untuk membuat kita enggan dalam membaca Al-Quran, namun adalah supaya kita rajin dalam membaca Al-Quran, namun bukan hanya rajin saja, tetapi agar setiap kali membaca Al-Quran kita mentadaburi makna yang terkandung di dalamnya. 

Bagi seorang Qori, saat berada di tengah keramaian maka seharusnya ia menyembunyikan tangisannya semampunya. Sebaliknya jika sedang sendirian, maka bolehlah ia menangis sepuasnya, akan tetapi tidak perlu ia menceritakan kepada orang lain, hal ini untuk menghindari riya’ di hati. Agar tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang munafik tadi.

Oleh karena itu kita sebagai muslim hendaklah menghindari sifat ruya tersebut, bukan hanya dalam ibadah membaca Al-Quran saja namun dalam setiap ibadah, karena ibdah yang dilandasi oleh rasa riya’ di hati maka tidak akan mendapatkan pahala dan amalan tersebut hanya sia-sia belaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar